Jumat, 15 Maret 2019

Untukmu Alam Semesta


UNTUKMU ALAM SEMESTA

Pertama kali memandangmu, wajahmu bersinar bagaikan pancaran spektrum cahaya matahari yang menumbuk bola mataku dengan momentum yang begitu dasyat, tapi mataku tak berkedip walau harus menanggung seluruh radiasinya.
Hari demi hari kulalui dengan usaha untuk berkenalan denganmu walau kadang hasilnya sama dengan nol karena tidak ada gaya untuk menempuh jarak yang tak terhingga jauhnya.
Sayang….
Segala daya dan gaya aku lakukan hingga berekenalan denganmu. Dan disaat tangan kita saling berjabatan aku merasakan sejumlah energi yang tertransfer darimu. Apalagi saat menatap kedua bola matamu yang begitu kuat memancarkan paket – paket energi melalui gelombang – gelombang cinta yang membuat aku terpana oleh tajamnya vektor cintamu, sehingga sering membawamu ke dalam setiap lamunanku. Bahkan sering terpikir olehku, apakah dengan integral aku dapat melelehkan kebekuan hatimu untuk kau kujadikan milikku…
Kekasih ….
Walaupun limit waktu hidupku sangat singkat dan bahkan sampai jagat raya bertambah galaksipun aku tetap menantimu di bawah naungan  indahnya hasil biasan partikel – partikel air di udara yang disebut pelangi itu.
Akhirnya, biarkan dilatasi waktu dan kontraksi panjanglah yang menentukan, kapan dan dimana kita akan bertemu lagi.

           Karya(Kainan Punuf)

Untukmu Alam Semesta

UNTUK MU ALAM SEMESTA Pertama kali memandangmu, wajahmu bersinar bagaikan pancaran spe k trum cahaya matahari yang menumbuk bola matak...